INKAM, JAKARTA – UOB Indonesia memproyeksikan, perekonomian Indonesia akan tumbuh setidaknya lima persen pada 2022, seiring dengan upaya pemerintah untuk terus melanjutkan reformasi struktural, menciptakan aliran pendapatan komoditas yang berkelanjutan, memanfaatkan konsumsi domestik yang kuat, serta memanfaatkan konektivitas dengan rantai nilai global.
Optimisme UOB Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, juga ditopang oleh dukungan yang luas dari pemerintah dan sektor swasta, dalam mereformasi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Upaya bersama dalam membantu UMKM, mendapatkan akses yang lebih baik terhadap perangkat dan layanan digital, pembiayaan, serta bermitra dengan perusahaan besar, akan memungkinkan UMKM berkontribusi lebih banyak terhadap perekonomian nasional, dan memainkan peranan yang lebih besar pada tingkat regional, bahkan global.
Dalam seminar UOB Economic Outlook 2022, yang diselenggarakan secara virtual, UOB Indonesia berkesempatan untuk berbagi mengenai pandangannya. Seminar ini mengangkat tema ‘Empowering the Indonesian Economy for Stronger Recovery”.
Deputy Chairman dan CEOUOB, Wee Ee Cheong mengatakan, pihaknya sangat mengagumi kemajuan Indonesia. Kedepannya, Ia melihat peluang yang akan muncul di bidang konektivitas, digitalisasi, dan keberlanjutan. Dengan basis kuat yang didukung talenta muda yang memiliki visi panjang, terampil, dan cakap digital, serta daya beli yang kuat, Indonesia akan mampu memanfaatkan peluang ini, serta memainkan peran yang penting di kawasan regional.
Sementara, Enrico Tanuwidjaja, Ekonom UOB, mengatakan, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh lebih kuat, di tengah pulihnya permintaan domestik dan eksternal yang menguntungkan, serta didukung kebijakan fiskal dan moneter yang akomodatif, dan belanja infrastruktur yang berkelanjutan.
Peningkatan vaksinasi secara gencar di Tanah Air, juga akan mendorong pelonggaran sejumlah pembatasan kegiatan sosial dan ekonomi domestik. Reformasi struktural pada tahap lanjut, yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan investasi, peningkatan ekspor bersih, serta upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, akan berperan sangat penting terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi.
“UMKM merupakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap PDB Indonesia, dan lebih dari 97 persen dari total tenaga kerja produktif. Namun, UMKM saat ini tengah menghadapi kendala dalam melayani kebutuhan, dan preferensi konsumsi masyarakat Indonesia yang jumlahnya terus meningkat,” jelasnya.
Diungkapkan Enrico, UMKM Indonesia perlu melakukan reformasi di tiga bidang strategis, agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian, dan mencatatkan kemajuan yang berarti. Bidang-bidang tersebut antara lain digitalisasi, akses kredit, dan kolaborasi dengan perusahaan besar di dalam dan di luar Indonesia.
Pandemi telah mempercepat digitalisasi di Indonesia. Akan tetapi, kecepatan digitalisasi di kalangan UMKM masih lambat. Berdasarkan data UOB, hanya sekitar 15 persen UMKM di Tanah Air yang telah mendigitalisasikan usaha mereka, karena sumber daya yang terbatas, serta kurangnya literasi digital atau kepercayaan digital.