INKAM, MAKASSAR – Adanya pandemi Covid-19 membuat integrasi ekonomi dan keuangan digital semakin diperlukan, dimana digital payment memiliki peranan penting.
Covid-19 menyebabkan adanya shifting terhadap interaksi antar manusia, mengurangi intensitas pertemuan fisik. Digitalisasi pembayaran yang bersifat contactless menjadi salah satu unsur penting, dalam mendukung meminimalkan kontak fisik dalam bertransaksi. World Health Organization (WHO) turut menyarankan penggunaan contactless payments, untuk mengurangi risiko transmisi virus.
Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran merespon kebutuhan masyarakat, dalam bertransaksi dengan mengupayakan implementasi QRIS. Di tengah pandemi Covid-19, implementasi QRIS diutamakan di sektor perdagangan ritel (mis: pasar, toko barang kebutuhan pokok, rumah makan), sektor sosial keagamaan (mis: donasi, sumbangan, infaq, zakat, tempat ibadah) dan sektor kesehatan (rumah sakit dan apotik).
Namun, dengan kembalinya aktivitas masyarakat, kebutuhan QRIS di sektor transportasi menjadi sangat penting.
Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan mengupayakan, QRIS untuk diimplementasikan pada transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Kota Makassar yaitu, angkutan kota yang kerap disebut pete-pete.
Pembayaran menggunakan QRIS di angkutan kota (angkot) Makassar merupakan yang pertama di Indonesia. Strategi pembayaran digital ini diharapkan juga mendukung kebijakan Pemerintah di era new normal, sebagai new lifestyle masyarakat, yang mengacu pada protokol safety, cleanliness dan healthy (SHC).
Melalui implementasi QRIS, transaksi non tunai menjadi cepat, mudah, murah, aman dan handal atau yang dikenal dengan tagline “cemumuah”.
Hingga Juni 2020, jumlah merchant yang telah mendaftarkan diri untuk menggunakan QRIS di Sulawesi Selatan mencapai 92.009 atau tumbuh sebesar 173% (ytd) sejak Desember 2019.
Tingkat pertumbuhan di Sulsel tersebut berada diatas pertumbuhan nasional (127,1%; ytd), dan juga menempati posisi ke-8 sebagai salah satu daerah dengan tingkat pertumbuhan tertinggi di wilayah kerja Bank Indonesia.