INKAM, MAKASSAR – Pelaksanaan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS), menjadi upaya penting untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat.
Survei ini bertujuan, untuk memetakan tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk keuangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sulsel Sulbar, Budi Susetiyo, menjelaskan, survei ini tidak hanya mengukur indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat, tetapi juga digunakan untuk menyusun strategi edukasi yang lebih efektif.
“SNLIK adalah langkah strategis, untuk memastikan masyarakat memiliki akses dan pemahaman yang memadai, terhadap produk keuangan,” katanya.
Di Sulawesi Selatan, pelatihan petugas SNLIK 2025 diikuti oleh 18 peserta, yang berasal dari Kabupaten Maros, Bulukumba, Wajo, dan Luwu Timur.
Peserta ini akan bertugas, untuk memastikan data yang dikumpulkan di lapangan akurat, dan mencerminkan kondisi sebenarnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Umum BPS Sulawesi Barat, Markus Uda, menyampaikan harapannya, agar pelatihan ini berjalan dengan lancar.
Menurutnya, data yang dihasilkan dari survei ini, akan menjadi dasar bagi pemerintah dan OJK, dalam merumuskan kebijakan keuangan yang lebih inklusif.
Dalam sambutannya di Mamuju, analis sekaligus Kasubag PEPK OJK Sulsel Sulbar, Stella Matitaputty, menekankan pentingnya pemahaman keuangan, di tengah arus informasi yang semakin pesat.
“Tingkat literasi yang rendah dapat menjadi hambatan bagi masyarakat, dalam memanfaatkan produk dan layanan keuangan secara optimal,” ujarnya.
Dengan data dari SNLIK, OJK berharap, dapat menciptakan kebijakan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pelaksanaan survei ini juga diharapkan, menjadi langkah awal untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan, di seluruh lapisan masyarakat.