INKAM, MAKASSAR – Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel) tak hanya mengedarkan Rupiah di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T) melalui Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2024, tetapi juga mengedukasi masyarakat setempat, tentang pentingnya mengenali dan menjaga uang Rupiah.
Dalam ekspedisi ini, BI Sulsel aktif mengkampanyekan gerakan “Cinta Bangga Paham Rupiah” kepada masyarakat di lima pulau terluar yang dikunjungi.
Edukasi ini berfokus pada tiga aspek utama, yakni Cinta Rupiah, Bangga Rupiah, dan Paham Rupiah.
Cinta Rupiah mengajarkan masyarakat untuk mengenali, merawat, dan menjaga uang agar tetap dalam kondisi layak edar.
Sementara itu, Bangga Rupiah mengingatkan bahwa Rupiah adalah simbol kedaulatan bangsa, dan alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, pentingnya edukasi ini tidak hanya pada aspek ekonomi, tetapi juga pada aspek kebangsaan.
“Rupiah bukan sekadar alat transaksi, tetapi juga identitas nasional dan pemersatu bangsa. Dengan menjaga Rupiah, kita turut menjaga kedaulatan bangsa,” ujarnya.
Selain itu, program edukasi ini juga menekankan pentingnya memahami Rupiah dalam konteks transaksi sehari-hari.
Masyarakat diajarkan untuk menggunakan Rupiah dengan bijak, baik dalam berbelanja, bertransaksi, maupun dalam menghemat uang.
Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat di wilayah 3T, tentang pentingnya peran Rupiah dalam perekonomian nasional.
Sebagai bagian dari Ekspedisi Rupiah Berdaulat, BI Sulsel juga melakukan program penukaran uang tidak layak edar dengan uang baru, kepada masyarakat di pulau-pulau tersebut.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa masyarakat di wilayah 3T, memiliki akses terhadap uang yang layak digunakan dalam transaksi sehari-hari.
Dalam ekspedisi ini, BI Sulsel tidak hanya bertindak sendiri. Sinergi antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut, telah menjadi tulang punggung dari keberhasilan kegiatan ini sejak tahun 2012.
Dengan dukungan TNI AL, BI mampu menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses, dan memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terluar.












