INKAM, MAKASSAR – Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI), Prof. dr. Budu, Ph.D, Sp.M(K), M.Med.Ed, menyampaikan sambutan pada pembukaan The 9th Biennial Scientific Meeting of Asia Cornea Society.
Pertemuan yang berlangsung pada tanggal 26-28 September 2024 di Pullman Central Park Jakarta ini, dirangkaikan dengan the 7th Biennial Meeting of the Indonesian Society of Cataract and Refractive Surgery.
Sebanyak lebih 1.500 peserta turut berpartisipasi pada pertemuan Asia Cornea Society tahun ini, merupakan forum dua tahunan, yang mempertemukan ahli-ahli dan spesialis dalam bidang kesehatan mata di seluruh Asia, serta pembicara ahli dari Eropa dan Amerika.
Dalam pemaparannya, Prof. Budu menjelaskan, masalah gangguan penglihatan khususnya katarak dan gangguan kornea, merupakan kepedulian global dewasa ini.
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Gangguan katarak diperkirakan telah mendera lebih 100 juta penduduk dunia, dimana 17 juta di antaranya telah mengalami kebutaan.
“Menurut Laporan Badan Kesehatan Dunia, sekitar 2,2 milyar penduduk dunia mengalami masalah penglihatan hingga kebutaan, dimana dengan penanganan yang tepat, sekitar 1 milyar di antaranya sebenarnya dapat ditangani dan dicegah. Sebagian besar dari kasus-kasus kesehatan mata dialami oleh penduduk yang tinggal di negara-negara berpendapatan rendah, khususnya di daerah pedesaan,” jelas Prof. Budu.
Menurut data PERDAMI, lanjut Prof. Budu, kasus gangguan penglihatan dialami oleh sekitar 8 juta penduduk Indonesia, dan 1,6 juta di antaranya hingga ke tahap kebutaan.
Sekitar 81,2 Persen, atau 1,3 juta kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak. Selain itu, juga terdapat kasus-kasus gangguan penglihatan seperti myopia, hyoperopia, dan astigmatism.
“Menghadapi situasi ini, adalah penting bagi dokter spesialis mata, termasuk para residen dan praktisi kesehatan mata, untuk memiliki pemahaman mendalam dan keahlian yang memadai dalam penanganan gangguan kesehatan mata. Melalui pertemuan ini kita akan saling berbagi tentang metode-metode baru, teknik inovatif, dan perkembangan terkini dalam bidang katarak, penyakit kornea, dan bedah refraktif,” papar Prof. Budu.
Selama tiga hari, para peserta dan pembicara saling berbagi pengetahuan dan keahlian dalam bidang kesehatan mata.
Pertemuan ini juga menghadirkan beberapa invited speakers dari Eropa, Amerika, dan negara-negara Asia.