INKAM, MAKASSAR – Industri perbankan di Sulawesi Selatan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada posisi Juli 2024, dengan total aset mencapai Rp198,09 triliun, tumbuh 8,17 persen secara year-on-year (yoy).
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 7,40 persen, yang mencapai Rp132,14 triliun, serta penyaluran kredit yang meningkat 8,35 persen menjadi Rp161,53 triliun.
Penyaluran kredit di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh kredit produktif, yang berkontribusi sebesar 55,09 persen dari total penyaluran kredit.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Darwisman menyebutkan, sektor perdagangan besar dan eceran menjadi penerima kredit terbesar di Sulawesi Selatan, dengan porsi 23,76 persen dari total kredit, atau setara dengan Rp38,38 triliun.
“Kredit produktif, terutama di sektor perdagangan besar dan eceran, masih menjadi motor utama penyaluran kredit di Sulawesi Selatan,” ujar Darwisman.
Kinerja intermediasi perbankan di Sulsel juga menunjukkan hasil yang baik, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level 124,58 persen.
Rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tercatat aman di angka 3,02 persen, menandakan stabilitas sistem perbankan di daerah ini.
Perbankan Syariah di Sulsel turut mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi, dibandingkan perbankan konvensional.
Aset perbankan syariah tumbuh 18,55 persen yoy menjadi Rp15,38 triliun pada Juli 2024. DPK perbankan syariah bahkan melonjak 23,17 persen menjadi Rp11,13 triliun, sementara penyaluran pembiayaan tumbuh 17,46 persen menjadi Rp13,09 triliun.
Tingkat intermediasi perbankan syariah juga tetap solid di angka 117,65 persen, dengan NPF yang terjaga di level 2,31 persen.
Darwisman juga menyoroti pertumbuhan kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Sulsel, yang meningkat 6,56 persen yoy menjadi Rp60,92 triliun.
Porsi kredit UMKM ini mencapai 38,46 persen, dari total kredit yang disalurkan oleh bank umum di wilayah tersebut.
“Kredit UMKM memainkan peran penting dalam perekonomian Sulawesi Selatan, terutama kredit usaha mikro yang tumbuh 12,89 persen yoy menjadi Rp34,22 triliun, atau 56,16 persen dari total kredit UMKM,” jelas Darwisman.
Secara keseluruhan, kredit UMKM di Sulsel telah disalurkan kepada 910.577 debitur, menunjukkan komitmen perbankan di wilayah ini, dalam mendukung sektor usaha kecil dan mikro.
“Pertumbuhan kredit UMKM yang kuat ini menunjukkan, betapa pentingnya peran perbankan, dalam mendorong pengembangan usaha kecil dan mikro di Sulawesi Selatan,” tambahnya.
Dengan kinerja yang solid di berbagai sektor, OJK Sulselbar optimis, stabilitas sektor keuangan di Sulsel akan terus terjaga hingga akhir tahun 2024.