INKAM, JAKARTA – Memasuki kuartal keempat 2021, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sebagai produsen pupuk Urea terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, optimis akan menorehkan pertumbuhan laba dan pendapatan yang positif di akhir tahun, setelah tahun sebelumnya berhasil membukukan peningkatan pendapatan sebesar 8,5% meski di tengah tantangan industri dan ekonomi akibat pandemi.
Namun seiring dengan membaiknya geliat industri pertanian tanah air, dinamika pasar ekspor, ditambah dengan berbagai langkah strategis yang kompetitif dan adaptif yang diambil oleh perusahaan, manajemen PKT akan terus memacu pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
Hingga Triwulan III 2021, PKT terus mencatatkan capaian yang positif, dengan mencapai laba setelah pajak senilai Rp4,19 Triliun atau 288% dari RKAP Triwulan III Tahun 2021, serta kinerja produksi mencapai 5,15 juta ton atau 106% dari RKAP Triwulan III 2021.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, sebagai market leader di industri, pihaknya terus berorientasi pada pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan. Selama 2021 ini, berbagai langkah strategis juga telah dilakukan perusahaan guna memastikan tercapainya kemajuan usaha secara efisien dengan mengedepankan keseimbangan kinerja pada aspek ekonomi, sosial maupun lingkungan.
“Ke depan, di tengah potensi industri yang diprediksi masih akan terus tumbuh, PKT juga akan fokus untuk mendorong pertumbuhan Perusahaan melalui inisiatif strategis, di antaranya peningkatan kapasitas pabrik dan produksi, peningkatan kinerja ekspor, berbagai ekspansi dalam hal diversifikasi usaha, penetrasi pasar domestik dan global, hingga pengembangan portofolio bisnis melalui aksi korporasi yang strategis,” terangnya.
Selain itu, percepatan digitalisasi juga masih menjadi fokus Perusahaan di 2021, guna mendukung daya saing Perusahaan di tengah perkembangan industri 4.0, baik di tingkat nasional maupun global.
“Investasi dalam hal digital juga akan terus ditingkatkan dan menjadi salah satu inisiatif strategis Perusahaan dalam mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Terlebih di tengah tantangan ketersediaan lahan pertanian yang semakin terbatas, serta pertumbuhan populasi global yang menuntut penyediaan sumber daya pangan yang sehat dan ramah lingkungan,” ungkap Rahmad.
Salah satu investasi digital yang dilakukan PKT untuk menjawab tantangan tersebut adalah melalui program Precipalm, sebuah pengembangan sistem aplikasi yang dapat memberikan rekomendasi pemupukan dengan komposisi tepat dan spesifik untuk jenis lahan dan tanaman kelapa sawit.
Lebih lanjut, fokus perusahaan terhadap digitalisasi akan diperkuat melalui pemanfaatan big data dalam program MAKMUR, yang merupakan program kemitraan pertanian terpadu yang dipelopori oleh PKT, dan bertujuan untuk memberikan solusi khusus untuk pertanian, melalui alokasi sumber daya yang lebih baik dan peningkatan kemandirian. Selain itu, integrasi dengan perusahaan teknologi finansial juga akan menjadi fokus perusahaan, guna memaksimalkan produktivitas para petani.
Dalam hal merambah segmen pasar baru baik domestik maupun global, PKT akan berorientasi pada perluasan produk melalui diversifikasi usaha dengan berekspansi pada produk turunan gas non pupuk dan produk oleokimia.
Hanggara Patrianta, Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim mengatakan, di industri pupuk dan petrokimia ini, kita harus senantiasa berorientasi pada inovasi pengembangan produk, dengan menganalisa kebutuhan pasar dan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku serta tetap menekan konsumsi energi. Sehingga, guna menjamin keberlangsungan perusahaan, PKT fokus pada diversifikasi usaha di luar produk non pupuk seperti soda ash dan metanol yang saat ini sedang dalam peningkatan kapasitas produksi.
“Selain itu, produk oleokimia dan turunannya juga menjadi fokus kajian PKT untuk mendorong pertumbuhan PKT jangka panjang dan mengurangi ketergantungan pada gas,” terang Hanggara.
Diversifikasi usaha tersebut juga akan menambah kestabilan arus kas Perusahaan nantinya. Senior Executive Vice President Komersil Pupuk Kaltim Meizar Effendi mengatakan, diversifikasi usaha dilakukan dengan melihat dan memilih industri dan segmen pasar yang dipercaya, memiliki potensi dan akan bertumbuh dalam beberapa tahun kedepan.
“Selama ini pendapatan PKT masih bertumpu dari sektor pupuk dan gas, sehingga dengan diversifikasi usaha ini akan dapat membuka alternatif pendapatan perusahaan di masa mendatang, sehingga lebih stabil dan berkelanjutan,” tuturnya.
Berkontribusi sebagai produsen urea dan amoniak terbesar di pasar Indonesia, PKT juga akan terus meningkatkan kinerja ekspor, setelah memastikan kebutuhan domestik terpenuhi. Sementara itu, didukung dengan kemampuan kapasitas produksi dan lokasi pabrik di area strategis untuk proses distribusi, kinerja ekspor PKT untuk urea dan amoniak terus mengalami peningkatan.
“Kinerja ekspor menjadi salah satu faktor utama yang mampu mendorong pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, mengingat besarnya kemampuan kapasitas produksi perusahaan dan telah terpenuhinya kebutuhan domestik, kedepannya perusahaan akan terus memperluas pangsa pasar ekspor dan memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain besar dalam industri pupuk dan petrokimia global,” tutup Qomaruzzaman, Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim.