Info Kejadian Makassar

Prodi HI UIN Alauddin Kerjasama Kemenko Polhukam, Gelar Kuliah Tantangan Keamanan di Indo-Pasifik

INKAM, MAKASSAR – Program Studi Hubungan Internasional UIN Alauddin Makassar bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Gelar Webinar dan Kuliah Tamu mengusung Tema “Tantangan Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik: Upaya ASEAN dan Indonesia dalam menanggulangi Ancaman Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme”, berlangsung di Lecture Theater (LT) Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik (FUFP), Selasa (22/6/2021).

Kuliah Tamu ini menghadirkan Rektor UIN Alauddin Makassar yakni Prof. Hamdan Juhannis, M.A, Asdep Kerjasama ASEAN Kemenpolhukam yakni Abdullah Zulkifli, Mantan Atfikbud RI di Thailand yakni Prof. Dr.H. Mustarri Mustafa, M.Pd , Dubes RI untuk Mesir yakni Dr.(HC) Abdul Rauf Lufti, Serta Kaprodi HI UIN Alauddin Makassar sebagai pemateri.

Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis manyampaikan, Webinar dan Kuliah Tamu ini patut di apresiasi, karena membahas terkait fenomena dan masalah sosial yang terjadi hari ini, terkait radikalisme dan paham ekstremisme.

“Saya sangat mengapresiasi prodi HI, karena telah menggelar diskusi terkait tantangan ASEAN dan Indonesia, khususnya dalam menghadapi paham Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme, apalagi dengan mengundang pemateri yang sekiranya sangat concern berbicara persoalan masalah ini,” ungkapnya.

Dekan Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik, Dr Muhsin Mahfudz menyatakan, perguruan tinggi khususnya difakultas Ushuluddin sediri, tidak boleh lengah dalam memgcounter paham-paham Ekstrimisme di lingkup kampus.

“Kita tidak boleh lengah di saat sekarang ini, dimana maraknya penyebaran paham Radikalisme dan Ekstrimisme, serta banyaknya jalur non akademik yang bisa di susupi oleh kelompok-kelompak radikal tadi. Sekarang momentumnya sudah cukup tepat dalam mencounter isu-isu radikalisme, mulai dari tataran pemerintah, pendidikan, maupun masyarakat bisa mendakwahkan terkait dengan Islam wasathiyah atau Islam yang moderat,” terang Muhsin.

Ketua Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Nur Alya Saenal, dalam selingan materinya juga menyinggung persoalan kelompok-kelompok rentang, yang mudah di doktrim paham ekstrimisme seperti perempuan dan anak-anak.

“Berbicara persoalan radikalisme dan ekstremisme, tentunya ada beberapa kelompok yang sangat rentang misalnya perempuan, dan perempuan ini selain bisa menjadi pelaku mereka juga bisa menjadi penyebar ideologi radikalisme karena dalam masyarakat mereka kerap tidak dicurigai,” pungkas Alya.

Umroh Akbar Makassar
Ramadan Wonderful Indonesia 2024_Story
Market Sessions

Berita Terbaru