INKAM, BITUNG – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siber Kreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 22 Juni 2021 di Bitung, Sulawesi Utara.
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial”.
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari pengurus Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia, Hesthi Murthi; Pemimpin Redaksi Zonautara.com sekaligus pelatih Google News Initiatives, Ronny Adolof Buol; penulis buku sekaligus jurnalis senior, Reymoond H. Mudami; dan pendiri Kaki Gatal Production, Suhandri Lariwu. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Arin Swandari selaku penulis.
Kegiatan yang dihadiri oleh empat narasumber ini diikuti oleh 572 peserta. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama adalah Hesthi Murthi yang membawakan tema “Positif, Kreatif, dan Aman di Internet”. Menurut dia, media sosial merupakan ruang berekspresi. Namun demikian, ada hak-hak yang boleh dibatasi, seperti hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk bergerak, hak untuk berkumpul, dan hak untuk bicara. “Ingat prinsip THINK (True, Helpful, Inspiring, Necessary, dan Kind) sebelum mengirim apapun ke internet,” pesan Hesthi.
Berikutnya, Ronny Adolof Buol menyampaikan materi berjudul “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi di Media Sosial”. Ia membeberkan tentang konsep netiket yang muncul karena berkembangnya jaringan internet dan perubahan cara berkomunikasi manusia. “Beberapa netiket dalam membuat akun di media sosial, di antaranya gunakan identitas asli dan jangan pakai foto orang lain,” tegas Ronny.
Sebagai pemateri ketiga, Reymoond H. Mudami membawakan tema “Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Dunia Digital”. Menurut dia, berbahasa Indonesia yang baik berarti menggunakannya sesuai konteks berbahasa dan selaras dengan nilai sosial masyarakat, sedangkan berbahasa yang benar berarti berbahasa sesuai kaidah atau aturan bahasa Indonesia. “Ada risiko sosial, kelembagaan, dan hukum bila tak menggunakan bahasa yang baik dan benar di internet,” katanya.
Adapun Suhandri Lariwu sebagai pemateri terakhir, menyampaikan tema mengenai “Rekam Jejak di Dunia Digital”. Ia mengingatkan bahwa jejak digital sulit dihilangkan dan bisa disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab. Mengirim konten berlebihan meninggalkan banyak jejak digital dan berpotensi mengundang pencurian data pribadi.
Jejak digital juga berpengaruh terhadap reputasi seseorang. “Sekarang kalau melamar pekerjaan, HRD kantor tidak hanya melihat CV, tetapi juga akun-akun media sosial pelamar,” ungkap Suhandri.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Terlihat antusias dari para peserta yang mengirimkan banyak pertanyaan kepada para narasumber. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp 100.000 bagi 10 penanya terpilih.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.