INKAM, BANGGAI LAUT – Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 21 Juni 2021 di Banggai Laut, Sulawesi Tengah.
Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Program kali ini dihadiri oleh 421 peserta yang telah mendaftar sebelumnya. Adapun tema kali adalah “Aman dan Nyaman dalam Bermedia Sosial.”
Program kali ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Nugrahaeni Prananingrum selaku dosen Universitas Negeri Jakarta sekaligus anggota Japelidi, Ilyas Lampe selaku dosen Ilmu Komunikasi sekaligus Wakil Dekan FISIP Universitas Tadulako, Nur Safitri Lasibani selaku Direktur Eksekutif Sikola Mombine, dan Mansyur Rahim selaku narablog sekaligus pegiat literasi. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Sinta Pramucitra selaku praktisi PR. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.
Pemateri pertama, Nugrahaeni Prananingrum membuka diskusi tentang “Digital Skills: Positif, Kreatif, dan Aman di Internet.” Menurut dia, pada tahun 2023, sarana dan prasarana serta perangkat teknologi diproyeksikan telah menjangkau daerah di seluruh Indonesia.
Ketersediaan perangkat tersebut harus dibarengi dengan kemampuan sumber daya manusia dalam literasi digital agar penggunaannya optimal. Agar nyaman dalam bermedia sosial, pengguna diharapkan menjaga diri atau akunnya dari akses orang lain yang tidak bertanggung jawab. “Kurangi kiriman terkait aktivitas ibu dan buah hatinya karena bisa mengundang kejahatan,” pesannya.
Selanjutnya, Mansyur Rahim tampil sebagai pemateri kedua dengan materi “Digital Ethics: Bebas namun Terbatas Berekspresi di Media Sosial.” Ia menjelaskan, belakangan ini banyak kalangan awam yang dengan mudah membagikan berita-berita hoaks akibat kurangnya literasi digital.
Mansyur menegaskan bahwa etika dalam berkomunikasi di internet sejatinya sama seperti berperilaku di dunia nyata yang menjunjung sopan santun dan kejujuran. “Warganet harus pandai mengendalikan emosi ketika membagikan informasi atau berkomentar, sehingga dapat terhindar dari perkara yang melanggar hukum,” ujar dia.
Pemateri berikutnya, Nur Safitri Lasibani, mengusung materi tentang “Digital Culture: Berbahasa yang Baik dan Benar di Media Sosial.” Dalam paparannya, ia mengatakan bahwa bahasa yang efektif disampaikan dengan penyampaian yang baik, benar, logis, dan sistematis. “Dengan demikian, pesan yang diantarkan bisa diterima secara baik dan tidak menimbulkan salah paham,” imbuhnya.
Sebagai narasumber penutup, Ilyas Lampe menjabarkan tentang “Digital Safety: Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Era Digital.” Ia memberi beberapa trik yang perlu diingat warganet dalam menggunakan internet agar tak berdampak negatif dalam kehidupan. Pertama, cari tahu jejak digital di mesin pencari. Kedua, atur privasi di akun media sosial. Ketiga, gunakan kata sandi yang kuat dalam setiap akun surat elektronik dan media sosial. “Yang terpenting, usahakan selalu mengunggah hal-hal yang positif di internet,” terang Ilyas.
Seminar virtual yang digelar di Banggai Laut ini cukup menarik perhatian para peserta. Beberapa peserta juga mengajukan sejumlah pertanyaan dan langsung ditanggapi para narasumber. Panitia seminar virtual menyediakan 10 voucher dengan nilai masing-masing Rp 100.000 yang akan diberikan kepada 10 penanya terbaik.
Kegiatan Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif dari para narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.