INKAM, MAKASSAR — Beberapa portal pemberitaan nasional menyajikan cerita mengenai keindahan Pulau Lanjukang, salah satu dari 12 di gugusan kepulauan spermonde di Wilayah Kota Makassar.
Pulau yang berjarak 40 kilometer dari pusat Kota Makassar ini, bahkan disebut sebagai surga kecil yang menawarkan keindahan tersembunyi di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sayangnya, pulau dengan pemandangan hamparan laut biru dan pasir putih ini, tidak diikuti dengan kabar kesejahteraan penghuninya. Pulau ini dihuni oleh 18 Kepala Keluarga (KK) dan terdiri dari 63 jiwa penduduk. Setengah dari jumlah ini merupakan anak-anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan karena ketiadaan sarana-prasarana.
Selain itu, akses untuk memperoleh fasilitas kesehatan memadai bagi masyarakat pulau ini belum dapat dikatakan memadai. Masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan, juga tidak dapat mengandalkan hasil tangkapan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebab alat tangkap masih sederhana dan tidak adanya upaya untuk melakukan budidaya perikanan.
Prihatin terhadap kondisi tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Lies F Nurdin, dan Ketua TP PKK Kota Makassar, Rossy Timur Wahyuningsih, bersama para relawan yang tergabung dalam Pejuang Pelosok, mulai menginisiasi program untuk membantu pemenuhan hak dasar masyarakat di Pulau Lanjukang.
“Persoalan yang ada mulai dari anak-anak tidak sekolah, anak-anak yang tidak bisa tamat SMP dan SMA, apalagi para ibu tidak mendapat pembinaan memadai mengenai kesehatan. Melalui Pejuang Pelosok ini, saya bersama Ibu Wali Kota Makassar, mulai bergerak membantu mulai dari pendidikan, membina dan memberikan wawasan kesehatan, memberi pembinaan religius. Jadi Insya Allah dengan bantuan semua, step by step kita akan berjalan menyelesaikan,” terang Lies F Nurdin usai berdiskusi bersama Tim Relawan Pejuang Pelosok di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Senin, (13/07).
Lies menuturkan, selain masalah pendidikan, persolan lain yang dihadapi oleh masyarakat Lanjukang adalah ancaman tumbuh kerdil (stunting) pada anak-anak, dan serangan penyakit akibat dari bayi yang lahir tidak memperoleh imunisasi. Selain itu, akses masyarakat untuk air bersih sangat terbatas.
“Mereka harus membeli air tawar atau menggunakan tadahan air hujan,” jelas Lies.
Pada kesempatan ini, Lies juga menyerahkan bantuan alat tulis kepada para relawan, yang dibagikan pada 24 anak di Pulau Lanjukang, sebagai langkah awal menumbuhkan atensi pada dunia pendidikan.
Sementara, Ketua TP PKK Makassar, Rossy Timur Wahyuningsih, mengapresiasi perhatian dan dukungan Lies F Nurdin, serta kesediaan relawan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang aksesnya sulit dijangkau ini.