INKAM, MAKASSAR – Kegiatan tahunan Festival Aksara Lontaraq 2020 bertema “Mengembalikan Kejayaan Aksara dan Budaya Lontaraq” yang akan dilaunching 25 Juni 2020, bakal diikuti sejumlah peneliti lontaraq kelas dunia.
Sejauh ini sudah ada tiga pembicara internasional yang dipastikan ikut. Sharyn Graham Davies dari Associate Professor Sekolah Bahasa dan Ilmu Sosial, Universitas Teknologi Auckland, Selandia Baru, kemudian ada Alwi bin Daud dari University Malaya, Malasyia, dan Dr. Kathryn Wellen dari Researchers di KITLV Leiden University, Belanda.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulsel, Mohammad Hasan Sijaya mengatakan, keikutsertaan para pembicara internasional ini membuktikan Aksara lontaraq bukan saja menjadi milik Sulsel, tapi juga dunia.
“Kehadiran para peneliti internasional ini mengindikasikan bahwa lontaraq adalah warisan dunia. Ini tugas kita menjaga aksara dan budaya Lontaraq melalui Festival Tahunan Aksara Lontaraq yang dimulai tahun ini. Doakan semoga dilancarkan,” kata Mohammad Hasan Sijaya, Minggu (21/06)
Sharyn Graham Davies, Alwi bin Daud dan Dr. Kathryn Wellen adalah pakar bahasa yang selama ini meneliti keberadaan Aksara Lontaraq. Mereka adalah ahli bertaraf dunia yang peduli akan sejarah dan keunggulan-keunggulan aksara lontaraq. Bahkan beberapa diantaranya, sudah bolak balik ke Makassar melakukan kunjungan dan penelitian.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengarah Festival Aksara Lontaraq, Prof. Dr Nurhayati Rahman mengatakan, masyarakat Sulsel memiliki peradaban yang sangat maju sejak dahulu.
Karenanya, kata dia, tidak banyak bangsa di dunia yang memiliki aksara. “Aksara ini bukan saja menjadi simbol sejarah, tetapi juga menjadi penegasan tingginya nilai-nilai kebudayaa. Apa yang kita lakukan ini adalah sebuah gerakan kebudayaan dan peradaban buat generasi kita di masa mendarang,” kata Ahli Filologi Universitas Hasanuddin ini.
Kegiatan ini sendiri adalah prakarsa beberapa pihak, baik lembaga, person yang peduli akan gerakan pelestarian aksara lontaraq selama ini. Gagasan ini sendiri sudah dimulai tahun lalu, dan sempat tertunda pelaksanaanya di bulan Maret karena pandemi Covid-19.
Tim Panitia dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, KabarMakassar.com dan KGINetwork, serta sejumlah tokoh budayawan dan pemerhati lontaraq, antara lain Yudisthira Sukatanya, Rusdin Tompo, Bachtiar Adnan Kusuma, Idwar Anwar, Syahruddin Umar dan Heri Rusmana ikut dalam gerakan kebudayaan Gotong Royong anak negeri ini.
Launching ini sendiri juga didukung sejumlah musisi dan seniman lokal milenial, yang mempopulerkan budaya lokal. Muhammad Alifi dari Jeneponto, Duo Arman Pio dan Andi Putri Ananda Ahmad, Komika Makassar Idris Baba Ong dan Duta Baca Sulsel Rezki Amaliah Syafiin
Humas Panitia Pelaksana, Marlon mengatakan, kegiatan Festival Aksara Lontaraq 2020 dibuka langsung Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah, dan diikuti oleh sejumlah tokoh Sulsel dan nasional.
“Ada Kepala Perpustakaan Nasional, Pak Muhammad Syarif Bando, Ketua DPRD Sulsel Andi Ina Kartika Sari, Prof Dr Nurhayati Rahman, Founder dan CEO KGINetwork Upi Asmaradhana dan tiga pembicara internasional,” kata Marlon.
Ia mengatakan jika kegiatan ini sebagai wujud tanggungjawab dari panitia dan masyarakat peduli Aksara Lontaraq untuk berkonstribusi menjaga, merawat dan melestarikan kearifan lokal daerah.
“Khususnya tradisi literasi Aksara Lontaraq yang banyak peneliti memprediksi bakal punah jika tidak dilestarikan,” pungkasnya.
Peluncuran Festival akan dimulai 25 Juni 2020, yang sekaligus menandai dimulainya rangkaian kegiatan yang berlangsung hingga 29 Agustus 2020 mendatang. Kegiatan festival antara lain Launching Virtual, Lomba literasi Aksara dari SD-Mahasiswa dan Umum 11-30 Juli, Tudang sipulung dan Seminar Internasional Aksara dan Penetapan Hari Lontara, 29 Agustus siang, dan Malam Anugerah Kebudayaan pada Puncak Acara Festival Aksara Lontaraq.